credit : Pinterest |
Sebuah lembaga bernama ETS (Educational Testing Service) di Amerika Serikat membuat dan mengembangkan TOEFL pada generasi pertama. TOEFL hanya bertujuan mengukur kemampuan bahasa masyarakat sekitar New Jersey yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di awal perkembangannya.
Tak disangka kini TOEFL menjadi tes standar bahasa Inggris taraf Internasional. Perkembangan zaman yang terjadi membuktikan bahwa TOEFL menjadi sebuah tes yang paling fundamental.
Pengertian TOEFL
Bagi kamu yang baru mendengar istilah tes yang satu ini, Test of English as a Foreign Languange atau yang kerap disingkat TOEFL merupakan sebuah tes yang terstandarisasi untuk mengukur kemampuan berbahasa Inggris seseorang tanpa dikaitkan secara langsung dengan proses belajar mengajar. Tes tersebut berguna untuk mengukur kemampuan bahasa Inggris seseorang yang akan bekerja atau berkuliah di negara tujuan dengan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi.
Hampir semua universitas di Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Eropa memerlukan tes TOEFL untuk persyaratan masuk kuliah. Jika dilihat secara umum, tes TOEFL bertujuan untuk menilai kemampuan menulis, membaca, dan mendengarkan dalam bahasa Inggris.
Tes TOEFL dilakukan untuk menilai sejauh mana kemampuan tata bahasa dan menulis seseorang agar mampu membuat tulisan ilmiah. Kemudian tes TOEFL dilakukan untuk mengukur kemampuan membaca bahasa Inggris seseorang agar nantinya dapat memahami buku-buku dan materi yang diwajibkan.
Selain itu, tes TOEFL digunakan untuk menilai kemampuan mendengarkan seseorang mengenai uraian yang diberikan dalam bahasa Inggris. Secara umum, tes TOEFL diselenggarakan sebanyak 4 bagian dengan waktu sekitar 3 jam.
Empat bagian tes tersebut ialah grammer structure and written expression, listening comprehension, reading, comprehension, dan writing. Dalam dunia akademik, tes TOEFL digunakan sebagai screening program beasiswa atau pertukaran pelajar.
Tes TOEFL berguna sebagai standar kesiapan untuk mengikuti program akademik berbahasa Inggris. Kemudian tes TOEFL juga kerap menjadi persyaratan bahasa Inggris untuk studi keluar negeri.
Jenis-jenis TOEFL
Sejak pertama kali dibuat 58 tahun silam, hingga saat ini TOEFL telah mengalami 3 evolusi pergantian format. Ketiga pergantian format tersebut mengalami perubahan yang sangat berbeda dari segi hasil atau skor nilai. Simak ulasan berikut ini.
1. TOEFL Paper Based Test (PBT)
Jenis TOEFL yang satu ini dimulai sejak tahun 1964-1998. PBT-TOEFL merupakan tes kemampuan berbahasa Inggris yang pertama kali dikeluarkan oleh ETS (Educational Testing Service). Menggunakan lembaran-lembaran kertas soal atau paper dan lembar jawaban yang harus diisi dengan pensil 2B menjadi ciri utama dari sistem TOEFL yang satu ini.
Materi yang diujikan pada jenis TOEFL yang satu ini adalah listening, reading, dan structure dengan rentang skor 217-677. Sementara waktu tes yang digunakan sekitar 2-2,5 jam.
2. TOEFL Computer Based Test (CBT)
Jenis TOEFL yang satu ini dimulai sejak tahun 1998-2005. Computer Based Test (CBT) sebagai jenis TOEFL yang kedua telah menggantikan PBT-TOEFL.
Tidak lagi menggunakan lembaran kertas, sistem tes CBT-TOEFL menggunakan komputer seperti namanya. Jenis TOEFL yang satu ini dikeluarkan pertama kali pada tahun 1998.
Di beberapa negara Asia seperti Indonesia masih diperkenankan menggunakan PBT-TOEFL sebagai tes pengukur kemampuan bahasa Inggris. Di Indonesia sendiri, pamor CBT-TOEFL sangatlah minim.
Bahkan sebagian besar masyarakat Indonesia tidak mengetahui jenis tes TOEFL yang satu ini. Meski memiliki pamor yang minim, jenis tes TOEFL yang satu ini memiliki beberapa materi yang diujikan.
Materi yang diujikan dalam CBT-TOEFL, di antaranya adalah listening, reading, writing, dan structure. Kemudian rentang skor dari CBT-TOEFL ialah 0-300 dengan lama waktu tes sekitar 2-2,5 jam.
3. TOEFL Internet Based Test (IBT)
Jenis TOEFL yang satu ini dimulai sejak tahun 2005-sekarang. Internet Based Test atau yang kerap disingkat IBT merupakan jenis tes TOEFL terbaru atau Next Generation TOEFL.
Jenis tes yang satu ini mulai dikeluarkan dan diperkenalkan oleh ETS (Educational Testing Service) sejak tahun 2005. Namun, di Indonesia sendiri jenis tes TOEFL ini mulai diberlakukan sejak tahun 2006.
Sebagai standar International TOEFL Test yang diakui dunia, lembaga ETS (Educational Testing Service) melakukan banyak perubahan pada format dan sistemnya. Perlu diketahui, IBT-TOEFL juga menggunakan media komputer dengan sistem tes menggunakan internet.
Cara Mudah Belajar TOEFL
Ada beberapa cara belajar TOEFL yang bisa kamu praktikkan agar mendapatkan hasil terbaik dan maksimal. Simak penjelasan berikut ini sampai tuntas, ya.
1. Mengetahui Format Tes TOEFL
Mengetahui medan perang agar leluasa melakukannya bisa dikatakan sebagai cara terbaik dalam menghadapi perang. Learners perlu mengetahui soal apa saja yang kira-kira akan keluar dalam tes kemampuan tersebut.
Melakukan banyak research di internet dan melakukan banyak latihan rutin dari buku soal yang dijual di pasaran juga dapat menjadi cara belajar terbaik untuk mendapatkan hasil terbaik pula. Tak hanya melakukan latihan yang cukup untuk mengerjakan soal, Learners juga disarankan untuk melakukan beberapa simulasi tes agar bisa menguasai medan perang dengan baik
Learners perlu mengetahui format tes dari berbagai jenis TOEFL untuk mengetahui perbedaannya. Dalam jenis IBT-TOEFL, terdapat reading section dengan waktu sekitar 60-80 menit untuk mengerjakan 36-56 pertanyaan.
Kemudian pada listening section membutuhkan waktu sekitar 60-90 menit lamanya untuk menjawab 34-51 pertanyaan. Jangan khawatir, jenis tes yang satu ini menyediakan waktu istirahat selama 10 menit setelah reading section dan listening section.
Selanjutnya, pada speaking section akan diberikan 6 tugas dengan waktu penyelesaian sekitar 20 menit. Sementara writing section akan memberikan 2 esai dengan waktu yang tersedia sebanyak 50 menit.
Bagaimana format tes TOEFL jenis PBT? Dalam jenis PBT-TOEFL, terdapat listening section dengan 50 pertanyaan yang akan diselesaikan dalam waktu sekitar 30-40 menit.
Kemudian pada writing section, Learners memiliki waktu sekitar 25 menit untuk menjawab soal sebanyak 40 pertanyaan. Sementara pada reading section, kamu akan diberikan waktu sekitar 55 menit untuk menjawab 50 pertanyaan. Jadi, ketahuilah medan perang yang akan kamu jalani untuk mendapatkan hasil yang terbaik dan tentunya maksimal.
2. Mengetahui Alasan Kamu Mengikuti Tes TOEFL
Mengetahui terlebih dahulu apa alasan kamu mengikuti tes TOEFL menjadi cara belajar TOEFL yang kedua. Ketika sudah mengetahui alasan dan tujuannya, Learners bisa tahu apa saja yang perlu dipelajari secara ekstra.
Jika Learners mengikuti tes TOEFL untuk mendapatkan pekerjaan yang memerlukan banyak urusan pitching, telepon, dan presentasi, kamu perlu mengasah kemampuan speaking dan listening secara mendalam. Kamu perlu mencari tahu alasan dan tujuan mengikuti tes TOEFL agar dalam mengikuti tes bisa mendapatkan skor nilai yang ideal.
Penasaran bagaimana mengasah listening skill? Mendengarkan podcast berbahasa Inggris dan menonton film berbahasa Inggris tanpa subtitle dapat mengasah dan membiasakan telinga kamu untuk akrab dengan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari.
Buatlah kegiatan tersebut menjadi sebuah kebiasaan untuk mengasah listening skill kamu. Tentukan alasan dan tujuan mengikuti tes TOEFL untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
3. Memiliki Target Nilai
Semua orang tentu menginginkan nilai yang bagus, bukan? Coba catat berapa target nilai yang ingin kamu raih untuk membuat semangat kamu membara dalam mengejar nilai. Kemudian lakukan tes simulasi secara online dengan elemen penilaian setelah menentukan target nilai yang ingin dicapai.
Learners akan mengetahui sejauh mana kemampuan yang dimiliki dengan melakukan beberapa kali latihan. Tak hanya menentukan target nilai maksimum yang ingin dicapai, Learners juga perlu mencatat nilai minimum yang ingin dicapai.
Kamu akan lebih siap dalam menghadapi tes dan berusaha semaksimal mungkin untuk mengerjakannya dengan mencatat skor minimal dan maksimal yang ingin diraih. Buatlah target nilai minimal dan maksimal yang realistis, ya.
4. Membuat Rutinitas Belajar yang Ideal
Membuat rutinitas belajar yang ideal menjadi salah satu hal yang tak kalah penting dalam mempersiapkan tes TOEFL. Dalam hal ini Learners perlu mengetahui sistem belajar yang paling tepat dan sesuai untuk diri kamu.
Kamu tidak bisa melakukan latihan dan belajar dengan sistem kebut semalam yang hanya dilakukan dalam 1-2 hari sebelum tes. Setidaknya, untuk mempersiapkan diri kamu memerlukan waktu minimal sekitar 3-6 bulan.
5. Menemukan Setidaknya Tiga Tempat Ideal untuk Belajar
Kamu perlu mencari tahu tempat mana yang paling nyaman untuk belajar demi mendapatkan skor nilai TOEFL terbaik. Temukan tempat ideal untuk belajar, entah itu kamar tidur, perpustakaan, atau bahkan coffee shop.
Setidaknya kamu perlu menemukan tiga tempat ideal yang dapat memberikan rasa nyaman untuk belajar. Mengapa? Kamu bisa memiliki alternatif lain dan bisa pindah ke tempat lain jika kamu sedang tidak termotivasi untuk belajar di satu tempat. Dengan begitu kamu jadi tidak ada alasan untuk tidak belajar, bukan?
6. Membuat Jadwal Belajar dan Istirahat
Kamu akan salah besar jika tidak membuat jadwal belajar dan istirahat. Pembuatan jadwal bertujuan untuk menentukan jadwal belajar persiapan TOEFL semakin teratur dan terencana. Selain itu, membuat jadwal juga dapat membuat kehidupan sehari-hari kamu menjadi lebih teratur, bukan? Learners, perlu membuat jadwal belajar disertai jadwal istirahat dan makan siang.
Konsentrasi dan fokus kamu dalam belajar akan terlatih dengan baik jika dibantu dengan makan makanan bergizi secara teratur. Meletakkan botol air mineral saat belajar juga perlu dilakukan agar asupan air yang masuk cukup dan kamu tidak akan mudah mengantuk saat belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar